Wartawan Balut Desak Polisi Usut Dugaan Pemerasan
Mediakeraton.com – Kalangan wartawan Banggai Laut mendesak pihak kepolisian mengusut dugaan pemerasan oleh salah satu oknum wartawan setempat.
Kasus ini bermula dari cuitan akun medsos “Udhin Karo-karo” yang menyoroti dugaan pemerasan ke sejumlah pengusaha bahkan pejabat.
Tak hanya itu, “Udhin Karo-karo” juga menyoroti sepak terjang oknum yang mengaku-ngaku wartawan salah satu media online yang menahan distribusi BBM.
“Maso-maso akal mau tahan-tahan BBM. Polisi saja tidak kon dia somo ambel alih tugas polisi. Sana sini ba pajak,” tulisnya.
Pada kesempatan berikut, “Udhin Karo-Karo” juga memposting status kontraktor yang sempat jadi korban pemerasan.,
“Itu yang dia peras 15 juta katanya yang kerja proyek,” cuitnya.
Ia menyarankan jika ada oknum wartawan membawa-bawa nama media dan bekingannya untuk mengancam atau memeras dengan dalih sebagai uang tutup mulut agar korban merekam aksi tersebut.
“Jangan biarkan sampah seperti itu berkeliaran di Banggai,” sergahnya sambil memposting bukti kwitansi pembayaran sejumlah 15 juta Rupiah.
Postingan tersebut tentu saja membuat kalangan pers Banggai Laut bereaksi.
Sejumlah media memberitakan dan mendesak aparat berwenang mengngambil langkah tegas.
“Kepolisian harus merespon keluhan ini karena telah jadi keresahan publik. Selain Itu, kamipun melihat kasus ini sebagai ancaman terhadap reputasi dan nama baik wartawan Banggai Laut,” ujar sejumlah jurnalis.
Sayangnya, sudah sepekan berjalan, upaya pengusutan kasus ini sepertinya belum terlihat.
Bahkan, fenomena saling sanggah antar akun media sosial justeru makin memanas.
Sehari kemarin, muncul lagoi akun atas nama “Faisal Taib” yang membantah semua tuduhan “Udhin Karo-Karo”.
Ia mengaku tak pernah menerima uang dan menyebut postingan Udhin adalah fitnah.
“Kalau memang masalah pekerjaan jalan yang di Mato, baik saya akan bongkar apa yang terjadi agar masyarakat bisa tau kinerja pemerintah bersama kontraktor yang terindikasi main mata,” kata dia.
Menurutnya, pihak kontraktor telah melaksanakan pekerjaan padahal administrasi terkait proyek tersebut belum rampung.
“Yang lebih ngeri lagi BBM yang digunakan adalah BBM bersubsidi yang menjadi hak masyarakat khususnya para nelayan. Saya menyayangkan kontraktor tidak mengikuti petunjuk RAB yang seharusnya menggunakan BBM industri,” imbuhnya.
Tak tinggal diam, “Udhin Karo-Karo” lantas mengcounter postingan itu.
Ia menyebut tugas wartawan adalah meliput dan membuat berita. Kalaupun ada yang salah maka wartawan harus siap dan wajib memuat hak jawab dari pihak yang merasa keberatan.
“Bukan mengancam dan menakut-nakuti mengambil tindakan apalagi memeras. Sebab jika oknum melakukan itu apa bedanya dengan mereka yang melanggar UU..??” sergahnya.
Ia Juga mengaku banyak menerima chat pribadi melalui aplikasi Whattsap dari orang-orang yang kata dia bisa jadi adalah korban, calon korban atau saksi terhadap dugaan pemerasan.
“Saya heran juga, walau saya tidak sebut nama tapi banyak orang yang langsung terfokus pada oknum yg sama. Artinya sepak terjangnya sudah luar biasa dan sudah berlangsung lama,” tandas Udhin.
Menyikapi aksi berbalas pantun yang makin riuh, kalangan wartawan melihat pentingnya APH mengambil langkah cepat.
Berbagai spekulasi yang beredar bahkan mulai mempertanyakan lambannya sikap aparat hukum.
Kita berharap kasus ini segera tertangani sehingga semua menjadi jelas. (Sbt)
Pingback: Efisiensi dan Efektifitas, DPRD Minta Pemprov Kukuhkan Ruslan Tolani Sebagai Pjs Bupati Balut - Media keraton
Pingback: PUPR Bangun Mall Pelayanan Publik - Media keraton