BlogHukum dan Kriminal

Warga Mandel Tuntut Sikap Tegas Pemkab Balut

BANGGAI LAUT, MANDEL – Warga Desa Mandel, kecamatan Bokan Kepulauan, kabupaten Banggai Laut tuntut sikap tegas pemkab Balut terkait ketidak puasan terhadap kepala desanya, Yusuf Bachmid.

Mereka menuduh, Yusuf yang kembali maju pada Pilkades lalu telah menyalahgunakan wewenang demi ambisi menuju periode kedua.

Sebagai petahana, Yusuf Bachmid memanfaatkan bantuan sosial semisal BLT dan PKH untuk meraup dukungan.

Secara terbuka sang kades mengambil kebijakan sepihak terkait penyaluran bantuan sosial ke penerima manfaat.

“Yang dia bagi BLT dan PKH hanya orang-orangnya. Yang tidak pilih dia, dia tahan. Padahal nama-namanya so jelas dan ada dalam daftar. Dia bilang kalau tidak pilih dia maka tidak dapat bagian. Kurang lebih sperti itu,” kisah Ariel.

Warga Mandel ini menyebut, karena desakan kebutuhan, banyak yang terpengaruh sehungga Yusuf Bachmid menang lagi pada pilkades tersebut.

Menurut Ariel, perlakuan Yusuf tak berhenti di situ saja. Ternyata pada penyaluran Beras bantuan pangan pun, Yusuf berlaku curang. Peserta Program Keluarga Harapan (PKH) yang menerima bantuan seperti beras dan lain-lain yang seharusnya tiga karung tapi yang tersalur cuma dua karung saja.

“Tapi yang dorang tanda tangani tiga karung. Yang satu karung entah kemana, istilahnya dia menyita hak orang toh!?” ujar Ariel gemas.

Ia melanjutkan, Yusuf Bachmid juga terdeteksi tidak amanah dalam penyusunan program APBDes. Salah satu yang paling menonjol kata Ariel adalah menyangkut pengadaan perahu Fiber.

“Kemarin waktu Pilkades, warga yang so dapat Fiber Kades ambe ulang. Katanya karena tidak pilih dia,” ungkapnya.

Pilkades Mandel seluruhnya ada Lima kandidat dengan wajib pilih mencapai lebih dari 500 orang. Saat itu Yusuf keluar sebagai pemenang dengan mengantongi 180 suara.

Warga tidak melulu mempersoalkan kemenangan Yusuf jika sekiranya sikap dan tingkah lakunya tak menyakitkan hati.

Warga yang sudah terlanjur marah dan menahan kemengkalan hati sejak lama akhirnya meledak dalam sebuah aksi demo yang berakibat rusaknya fasilitas kantor Desa.

“Saya juga heran, pemerintah di Banggai lambat bergerak, padahal kasusnya so terang benderang,” xergah Ariel.

Ia menilai, dinas BPM-PD terkesan tutup mata dan kurang tanggap..

“Maksud saya ini coba kase kejelasan. Setelah demo itu kadis BPMD dan Asisten I, pak Aswin Musa memang sempat ke Mandel bersama personel Pol-PP lengkap. Selama ini tuntutan masyarakat tidak pernah ada tanggapan nanti so meledak baru dorang kalang kabut,” kata dia.

Tuntutan warga sudah jelas, agar pemerintah menindak lanjuti danmengusut dugaan penyelewengan kades secara hukum.

Selama pemerintah Kabupaten dan aparat berwenang tidak mengambil sikap atas tuntutan ini maka mereka tetap menyegel kantor Desa.

Sejauh ini kantor desa Mandel tak ada lagi aktifitas. Kondisi bangunannya sudah tidak layak karena warga yang marah telah bertindak anarkis dan merusak sebagian besar bangunan.

“Jadi waktu pertemuan beberapa waktu lalu, pak Kadis BPM melalui perintah lisan telah menunjuk Sekretaris Kecamatan Bokan Kepulauan menjadi Pejabat Sementara (Pjs) Kades Mandel,” sebut salah seorang aparat Desa.

Menurut sumber, sejak pelantikan sebagai Kades terpilih hingga saat ini, Yusuf Bachmid terhitung hanya satu kali datang ke Mandel. Tapi karena mendapat penolakan hebat sehingga tak bertahan lama, sang Kades langsung balik kanan kembali Ke Banggai.

Suasana desa Mandel saat ini tidak kondusif. Masyarakat telah terkotak-kotak antara yang pro dan yang kontra. Bahkan beberapa kali sempat terjadi gesekan.

Pemkab dan pihak berwenang sudah seharusnya mengambil langkah cepat. Jangan sampai karena menganggap remeh persoalan pada akhirnya warga desa yang jadi korban. (Dzul)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *