AdvertorialBeritaDaerahPariwisata

Resmikan Museum Daerah, Ini Pernyataan Sofyan Kaepa

Mediakeraton.com, BANGGAI – Setelah usaha berbulan-bulan melobi Dinas Kebudayaan provinsi Sulawesi Tengah dan Balai Cagar Budaya, Museum Daerah Banggai Laut akhirnya resmi berdiri.

Pada Senin (22/7) siang sekira pukul 14.30 Waktu setempat, Bupati Sofyan Kaepa, wakil bupati, Ablit H.Ilyas bersama rombongan pejabat terkait dari provinsi Sulteng tiba di pelataran istana Keraton Batomundoan Banggai.

Hari itu adalah momentum peresmian pendirian museum daerah Banggai Laut yang pada dasarnya berupa pengalihan sebagian fungsi fasilitas bangunan dari Keraton Banggai.

Kedatangan Sofyan Kaepa dan rombongan disambut dengan pengalungan bunga yang berlanjut pertunjukan tarian penyambutan oleh tiga puteri Banggai.

Dalam sambutan resminya, Sofyan menyitir keberadaan istana Keraton yang pada beberapa tahun lampau berada dibawah pengelolaan Balai Situs Cagar Budaya Gorontalo.

“Dulu, bangunan yang Bapak/Ibu lihat saat ini (Keraton, red) adalah milik Gorontalo. Karena Balai Cagar Budaya dalam kendali wewenang Gorontalo. Bapak ibu tidak berterima kasih kepada saya selaku bupati Banggai Laut ya..!? Kemudian saya robah sebelum Cagar Budaya Gorontalo itu dibubarkan,
wilayah kerja Keraton Banggai ini saya pindahkan ke Cagar Budaya provinsi Sulawesi Tengah,” tandas Sofyan.

Baca juga : Peresmian Museum Dispar Balut Gaungkan Motto Penjaga Sejarah

Ia menyayangkan keadaan dulu ketika masih kelolaan Gorontalo tidak ada masyarakat yang ribut.

“Sekarang setelah pemda Balut yang pegang malah kita mulai ribut. Tapi itulah, kalau kita membangun memang harus ada hiruk pikuk,” ujarnya.

Tentang keberadaan Keraton Banggai, Bupati yang juga berdarah Basalo Katapean ini menegaskan bahwa bangunan tersebut dalah bukti tak terbantah bahwa kerajaan Banggai itu adanya di Banggai.

BERSAMA PARA BASALO.
Nampak Bupati dan Wakil Bupati Banggai Laut ngobrol bersama para Tetua Adat Basalo se Banggai Laut. (foto: Taufik Tiadja)

“Bukan di Luwuk atau di Bokan kepulauan. Buktinya karena hanya di sini yang ada peninggalan keraton. Makanya tugas kami selaku Pemerintah Daerah tentu ini harus dirawat dan dijaga. Dan itu bukan milik pemda, bukan milik Sofyan Kaepa. Ini miliknya rakyat Banggai Laut,” tegasnya.

Menurutnya, kebijakan memfungsikan keraton Banggai sebagai museum adalah program yang harus mendapat apresiasi.

Karena setelah menjadi museum, lanjut Sofyan, tentu kewajiban pemda untuk melakukan intervensi anggaran menjadi lebih mudah dan masyarakat tinggal menunggu realisasinya.

“Supaya jangan hanya untuk mengecat dinding kita harus lapor dulu ke Gorontalo, betul ndak..??
Siapa tau ada tugu pecah atau tanggul yang retak siapa yang mo ganti. Apa mo jalankan les (sumbangan, red) lagi..?
Kenapa ada pemda tapi kita tidak intervensi. Itulah kenapa hari ini kita jadikan museum. Supaya siapa tau ada dana pemda Balut bisa kita masukan APBD. Ini banyak turis luar datang yang dia liat hanya kosong melompong… Hanya bangunan… Apa yang mau kita ceritakan… Hanya banunut..??” cecarnya memberi semangat.

Melanjutkan sambutan, sebagai Bupati, Sofyan Kaepa menegaskan bahwa pada intinya pemda hari ini hadir untuk memback up seluruh kegiatan kelembagaan dan lain-lain. Pemerintah selalu di belakang.

Kalau ada hal-hal lain yang terjadi itu hanya miss komunikasi. Pemerintah hari ini hadir tidak untuk memiliki tapi untuk memelihara dan merawat. Dan pemerintah hadir hari ini tidak merobek atau merombak satu hal apapun yang ada di dalam.

“Wajib kami untuk menjaga. Maka supaya tidak ada miss komunikasi di antara kita maka saya tegaskan Kembali bahwa hari ini Banggai Laut telah ada museum daerah,” tandasnya mengakhiri sambutan. (Dzul)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *