Pileg 2024, Akankah konstelasi Partai DPRD Balut Berubah..!?

APAKAH BERUBAH..?
Konstelasi pimpinan DPRD Balut diprediksi bakal berubah pasca Pileg 2024. (Foto : Dok.Humas DPRD Balut)

Mediakeraton.com, Balut – Menuju pemilu legislatif 2024 akankah konstelasi partai di Bukit Tidar berubah…!?

Mungkin ulasan ini belum saatnya dibeber mengingat KPUD Balut baru saja merilis Daftar Calon Sementara (DCS) anggota DPRD untuk pileg 2024.

Tapi ini politik, tak ada salahnya mengkalkulasi.

Menuju finalisasi Daftar Calon Tetap, kader-kader potensial partai politik yang tercover di DCS mulai mengasah ketajaman intuisi.

Karena banyak hal bisa terjadi termasuk susunan formasi DCT nanti yang mungkin saja terkoreksi.

Selain berhadapan dengan verifikasi berkas, bakal calon juga akan diterpa sanggahan dan tanggapan terkait administrasi dan rekam jejaknya.

Bahkan pertaruhan ke parlemen juga sepenuhnya diwarnai gesekan antar partai, sesama kawan se-partai atau kepentingan para petinggi.

Tak ada yang benar-benar aman sebelum ke medan pelantikan.

Kita flashback ke belakang….

Menilik komposisi anggota DPRD saat ini. Dari 20 kursi di Bukit Tidar, 12 di antaranya dikuasai PDIP, Nasdem dan Demokrat.

Ketiganya berbagi  masing-masing 4 kursi yang telah menghantar Mahdiani Bukamo (PDIP) sebagai ketua, Patwan Kuba (Demokrat) sebagai wakil ketua l dan Jamaludin Bunsiang (Nasdem) diposisi wakil ketua ll.

Perolehan itu disusul Hanura dan PKS masing-masing Dua kursi, sisanya Empat kursi dibagi habis Gerindra, Golkar, PKB dan Perindo.

Masihkah komposisi ini bertahan pada percaturan 2024..!?

Dari beberapa diskusi ditemukan konklusi menarik bahwa ke depan, kekuatan politik parlemen Balut bisa saja berganti pola.

“Hasil pemetaannya berubah. Pileg nanti hamper-hampir PDIP dan Nasdem tergusur dari puncak klasemen,” ujar seorang pengamat.

Pasalnya kata dia, figur incumbent di kedua partai itu dinilai tak punya pondasi kuat mempertahankan hegemoni.

PDIP misalnya. Pengamat gaek ini menghitung, partai berlambang Banteng moncong Putih itu hanya punya Satu wilayah aman, yakni di Dapil lll (kecamatan Labobo dan Bangkurung)

Itupun diprediksinya bahwa Mahdiani dikhawatirkan tak berhasil membendung laju tandem internal di partainya.

“Dapil lll PDIP sangat berpeluang satu kursi. Tapi kalau tak kerja keras, agaknya kursi itu bukan milik No’u (sapaan Mahdiani, red),” tandasnya.

Bagaimana dengan Nasdem…!?

Partai besutan Surya Paloh inipun disinyalir akan menghadapi masalah besar di daerah pemilihan ll.

Di Dapil yang mewilayahi kecamatan Bokan Kepulauan itu, memang ada faktor Fauzan S. Kaepa, putera Bupati Sofyan Kaepa,SH.

Namun hijrahnya aleg petahana Ardiantho Agus Salim ke Dapil l di wilayah kecamatan Banggai dan Banggai Utara membuat Nasdem di Bokan kehilangan lumbung potensial.

Kepindahan Ardiantho sejak awal memang sudah mengundang tanya.

Mungkin Fauzan dengan latar belakangnya akan jadi penentu bagi keberhasilan Nasdem di Dapil ll. Tapi dia masih muda dan jejak sosial kemasyarakatannya di sana masih sangat minim.

Tanpa Ardiantho, Fauzan bakal kepayahan.

“Harusnya jangan pindah. Dia (Ardiantho, red) bisa saling memperkuat dengan Fauzan. Tinggal baku suten, siapa yang akan dilantik,” ungkapnya.

Selain itu, sang pengamat menganggap hijrahnya Ardiantho ke Dapil l hanya melemahkan Nasdem. Karena di situ sudah ada Syamsul Latif yang juga petahana.

“Matematikanya berarti Satu tambah Satu sama dengan Satu. Kecil kemungkinan ambil dua kursi di Banggai,” tambahnya.

Demikianlah…..

Barangkali hasil diskusi ini masih debatabel dan baru sebatas asumsi. Para decision maker di level kepartaian harusnya tidak alergi.

Karena berbenah masih lebih baik daripada mengeluh… (YD)