OTT Camat Banggai Selatan…, Benarkah Playing Victim…!?

Mediakeraton.com – Kasus OTT dugaan money politik yang melibatkan salah satu oknum ASN Banggai Laut berbuntut panjang

Berbagai spekulasi merebak yang membuat hakikat peristiwa jadi makin sumir.

Memang, sejumlah pengamat politik lokal memprediksi bahwa kasus Senin malam (25/11) kemarin, jadi pukulan berat bagi paslon 02.

Warga tentu akan timbul antipati yang akhirnya bakal menggerus tingkat elektabilitas mereka.

Namun penelusuran awak mediakeraton menemukan simpulan-simpulan berbeda yang cukup mencengangkan.

Terdapat sebagian orang yang justeru berpendapat bahwa peristiwa tersebut adalah rekayasa tingkat tinggi dalam usaha menjatuhkan citra pasangan calon nomor urut 2.

Maklum pada pilkada kali ini, Sofyan Kaepa-Ablit H. Ilyas adalah sasaran empuk sebagai objek penderita.

Karena dalam kapasitasnya selaku calon petahana maka warga bakal sangat mudah terprovokasi dan langsung mengaitkannya ke paslon berslogan ‘Basoka Solit jilid dua’ itu jika ada khabar pelanggaran netralitas ASN.

Baca Juga : Camat Banggai Selatan Tertangkap Warga

Masyarakat tentu gampang percaya mengingat kedua mereka yang masih dalam jabatan Bupati/wakil Bupati pasti punya kuasa mengarahkan atau menekan keberpihakan pegawai.

Sumber-sumber yang tak bersedia menyebut nama, meyakini bahwa ada operasi ‘Playing victim’ di balik kasus Camat Banggai Selatan.

Mereka menyebut sebenarnya, otak operasi tangkap tangan itu bersumber dari tim strategi pasangan calon lain dengan mengorbankan Camat Suriadi.

“Ini playing victim. Biasa dalam strategi agitasi dan propaganda. Masak seorang Camat mau turun sendiri bagi-bagi duit, apalagi memasuki kawasan yang nyata-nyata masuk daftar daerah paling rawan, ” ungkap sumber itu.

Dia menyatakan Suriadi sengaja membiarkan dirinya tertangkap bersama APK Basoka Solit dengan tujuan menjatuhkan elektabilitas calon petahana itu agar mudah terkalahkan.

“Bisa jadi dia dapat bayaran atau janji jabatan kalau jagoannya menang.
Permainan biasa itu…,” imbuhnya.

Meski analisa ini bersifat spekulatif namun sumber itu meminta warga tetap tenang dan memantapkan pilihan masing-masing sesuai hati nurani.

“Saya kira masyarakat sudah cerdas. Politik uang atau strategi murahan seperti itu tak lagi besar pengaruhnya,” tandas dia.

Hmmm…,

Pada akhirnya semua kembali ke wajib pilih.

Kami hanya mengabarkan.

Semoga pilkada tahun ini melahirkan pemimpin yang amanah dan mencintai rakyatnya….  (Sbt)