Peresmian Museum Dispar Balut Gaungkan Motto Penjaga Sejarah
Mediakeraton.com, BANGGAI – Peresmian Museum Daerah kabupaten Banggai Laut pada Senin (22/7) berlangsung lancar dan khidmad.
Bupati Banggai Laut, Sofyan Kaepa datang langsung bersama wakil bupati Ablit H. Ilyas didampingi sejumlah jajaran petinggi Dinas Kebudayaan provinsi Sulawesi Tengah dan Balai Pelestarian Cagar Budaya Palu.
Mereka disambut dengan pengalungan bunga dan tarian tiga puteri cantik.
Baca juga : Menuju Mbuang-Mbuang, Rombongan Turis Tenggelam
Ketua panitia pendirian museum, Syarif Uda’a dalam laporan pengantarnya di hadapan para undangan menyatakan bahwa pihaknya mengusung motto – Museum sebagai Penjaga Sejarah –
“Motto museum sebagai penjaga sejarah adalah semangat yang bagi kami sangat sesuai dengan visi misi yang mendasari peresmian ini,” ujarnya.
Secara khusus Syarif menyampaikan terima kasih atas atensi dan dorongan bupati Sofyan Kaepa yang menurutnya sejak awal telah setuju dan langsung mendukung berdirinya museum.
“Sejak awal yakni pada tahun 2023, Surat Keputusan Bupati Banggai Laut dalam hal persetujuan mendirikan museum sudah ditandatangani. Itu kemudian ditindaklanjuti dengan SK yang menempatkan bangunan eks Keraton Banggai sebagai tempat museum,” sebutnya.
Ia menilai pemungsian keraton Banggai sebagai museum daerah sudah tepat karena telah menjadi bagian dari saksi sejarah.
“Museum sebagai pertanda sehingga kalau kita berbicara tentang kebesaran Banggai sebagai sebuah kerajaan tapi tanpa pembuktian dengan dokumen maka hanya akan jadi cerita atau dalam istilah Bahasa Banggai hanya Banunut,” tambahnya.
Mengungkap perjalanan pendirian museum selama di ibukota provinsi, Syarif yang juga menjabat kepala bidang budaya dan kesenian Disparbud Balut ini melaporkan bahwa pihaknya mendapat pendampingan, bimbingan dan panduan selama empat hari oleh delapan orang tim ahli cagar budaya terkait seluk beluk permuseuman.
“Bimbingan tersebut tentu saja telah memperkaya wawasan keilmuan kami untuk mengelola keraton Banggai ini yang ternyata telah ditetapkan sebagai situs cagar budaya sejak tahun 2003 silam,” tandasnya.
Menutup laporannya, Syarif Uda’a mengajak semua pihak baik masyarakat umum, para pewaris dan para pemangku adat untuk bersama-sama mendukung program besar tersebut. (Sbt)