Uncategorized

Gempuran Israel Atas Gaza Makin Brutal

INTERNASIONAL – Gempuran zionis Israel atas tanah Gaza Palestina makin hari makin brutal.

Eskalasi penyerangan yang kian massive dilancarkan bukan hanya menyasar target-target militer tapi juga penduduk sipil Palestina.

Rilis dari kementerian kesehatan negeri itu menjelaskan bahwa sampai saat ini korban jiwa akibat gempuran Israel telah mencapai lebih dari 11.000 orang, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak.

Dunia Mengutuk Kekejian Israel

Dewan-dewan resmi di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut tindakan negara zionis tersebut adalah kekejaman atas kemanusiaan yang harus dihentikan.

Baca juga : Perindah Keraton Jelang Malabot Tumbe

Di banyak negara termasuk di AS dan Israel ribuan warga turun ke Jalan membuat aksi protes.

PBB menyerukan kedua pihak menghentikan serangan dan mengambil opsi genjatan senjata agar bantuan kemanusiaan dapat masuk ke Palestina.

Namun Israel bergeming.

Bukannya mempertimbangkan seruan PBB, angkatan bersenjata Israel (IDF) malah telah menggunakan senjata kimia berupa bom Fosfor yang memiliki daya rusak hebat.

Rumah Sakit Indonesia Ditarget

Terbaru, gempuran Rudal Israel juga telah menyerang area sekitar RS Indonesia di Gaza yang menjadi salah satu fasilitas kesehatan yang diandalkan.

Selain sebagai pusat perawatan korban terluka, gedung RS Indonesia menjadi pilihan paling aman sebagai tempat berlindung.

Warga Gaza menilai, sebagai area netral yang wajib dilindungi dan militer Israel tak mungkin menyerang kawasan itu.

Namun, serangan terbaru Israel pada Kamis malam (9/11) menegasi keyakinan mereka.

Baca juga : Menuju Palu, KM Labobar Terbakar

Mengutip pernyataan pers Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI, Juru bicara Kemenlu, Lalu Muh.Iqbal mengonfirmasi berita tersebut.

“Ya, Israel terus saja menyerang fasilitas sipil seperti kamp pengungsian, rumah ibadah dan juga Rumah Sakit.

Dan yang terbaru, pada Kamis malam kemarin ada Sebelas Rudal yang jatuh di area dekat RS Indonesia di Gaza Utara,” ungkapnya.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri RI, Lalu M. Iqbal

Kemenlu-RI mengutuk keras serangan itu dan meminta Israel dan Hamas hindari penyerangan fasilitas publik.

“Kalau sikap Indonesia, Menlu RI sudah jelas. Sejak awal hari pertama kita terus menyuarakan penghentian konflik dan menyerukan agar semua pihak menahan diri untuk tidak menyerang dan menargetkan fasilitas-fasilitas sipil khususnya fasilitas kemanusiaan seperti ambulan dan Rumah Sakit,” tandasnya.

Penting untuk anda : Pemerintah dan KPUD Balut Tanda Tangani Berita Acara NPHD

Sejak awal pemerintah RI menaruh perhatian yang sangat serius terhadap situasi kemanusiaan di Gaza.

Terkait penyerangan kemarin, meski tidak langsung ke Rumah Sakit Indonesia namun jaraknya sangat dekat dari situ.

Pemerintah Indonesia tentu saja bereaksi. Pasalnya di tempat itu ada tiga WNI yang bertugas sebagai relawan Mer-C. “Informasi dari teman-teman Mer-C menyebut banyak korban dari sekitar RS tapi Alhamdulillah di RS sendiri tak ada korban,” imbuh Jubir Kemenlu.

Israel Menuduh Ada Bunker

Sebelumnya sempat beredar pernyataan sepihak dari petinggi militer Israel bahwa di bawah RS Indonesia terdapat bunker bawah tanah dari Hamas.

Tentu saja pemerintah Indonesia langsung menanggapi dan menyebut itu sebagai fitnah yang menyembunyikan niat keji Israel yang mencari alasan membumi hanguskan fasilitas yang sangat berkontribusi besar terhadap perawatan korban perang untuk warga sipil Palestina.

“Kita sudah sampaikan berkali-kali ke publik internasional bahwa RS di Gaza tersebut adalah fasilitas kemanusiaan yang memang dari awal didesain dan dipersiapkn utk memberikan pelayanan medis khususnya bagi warga di sekitar Gaza City. Dan sekarang RS itu dikelola bukan langsung oleh otoritas Palestina,” terang Iqbal.

Menurutnya, dari awal Mer-C Indonesia sudah terlibat sejak proses disain dan pembangunannya. Dan ia menegaskan bahwa tidak ada intensi lain dalam pembangunan fasilitas tersebut selain untuk kemanusiaan.

“Kemenlu sudah keluarkan pernyataan yang mengutuk

segala serangan ke objek sipil apalagi fasilitas kesehatan

karena bertentangan dengan prinsip humaniter dan hukum perang.

Diketahui, saat ini Rumah Sakit yang masih layak beroperasi di Gaza tinggal tersisa dua saja yakni RS. As-Syifa’ dan RS Indonesia. Yang lainnya sudah hancur dibombardir Israel. (***)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *