Resmikan Relawan, Anwar Hafid Bangun Kesadaran Politik
BANGGAI – Berkunjung ke Banggai Laut, Minggu (10/12) ketua DPD partai Demokrat, Anwar Hafid meresmikan pembentukan relawan berbasis Tempat Pemungutan Suara (TPS).
Tidak muluk-muluk, Anwar Hafid yang kembali bertarung untuk periode kedua DPR-RI menargetkan 20 suara per TPS.
“Saya minta relawan bantu saya ke DPR-RI. Dengan satu relawan 20 suara tambah perolehan partai maka insya Allah minimal kita punya 5000 suara Banggai Laut. Itu tugas kita,” tandasnya.
Anwar menyebut Tim TPS bentukannya itu beda dengan tim untuk pilkada.
Baca Juga : Anwar Hafid Kunjungi Banggai Laut
Kalau tim pileg lanjut dia, bukan bicara menang atau kalah melainkan berbicara tentang target suara.
“Tapi kalau pilkada, di TPS tdk ada istilah, targetnya harus menang,” tegasnya.
Pernyataan itu terlontar saat dirinya mengambil perikatan janji ratusan ‘Tim Relawan TPS Anwar Hafid’ di Gedung Ali Hamid, malam tadi.
Baca Juga : Kebocoran Data KPU: Ancaman Serius Bagi Legitimasi Pemilu
Meski memasang target perolehan, dalam orasinya anggota DPR-RI itu tetap mengingatkan agar pasukannya tidak gelap mata dan menghalalkan cara-cara buruk dalam perjuangan.
“Ini saya ingatkan kepada tim TPS, bahwa dalam berjuang yang pertama hindari politik fitnah, menjelek-jelekan caleg lain, siapapun dia. Itu tidak bagus karena semua manusia ada kekurangan ada kelebihan,” pesannya.
Yang kedua lanjut Anwar, agar menghindari politik identitas. Ia meminta relawan menghindari bicara tentang kelebihan suku atau agama tertentu.
“Dalam akidah kita punya prinsip yang jelas. Tapi untuk urusan ekonomi, sosial dan politik, Tuhan tidak melarang kita untuk berbaur antar suku, agama dan ras,” tambahnya
Berantas Politik Uang
Hal penting ketiga yang menjadi penekanannya adalah agar tim menghindari juga budaya politik uang demi meraup suara.
Kalau ada orang bilang saya mau pilih asal berapa saya dikasih, Anwar mengingatkan untuk tidak usah meladeni dan bertengkar.
“Kalau bisa nasihati, nasihatilah tapi kalau tidak maka tinggalkan saja. Ini semua kerja besar bangsa ini. Kalau politik transaksional tidak kita lawan dari sekarang maka kapan itu akan berakhir,” tegas anggota komisi V DPR-RI itu.
Menurutnya, dampak politik uang terlalu besar bagi negeri ini. Kalau terus merajalela maka hanya yang punya uang yang akan jadi Bupati, Gubernur atau anggota DPR.
Sementara yang lain, biarpun orangnya cerdas, berintegritas, punya nurani dan kepedulian tidak akan pernah jadi hanya karena tidak punya duit.
“Kita harus bersihkan ini. Saya peduli sama Banggai karena Bapak/Ibu memberi saya1800 suara tahun 2019 tidak ada yang pake duit. kecuali tim. Kalau tim sukses khan kasian juga ya, kalau dia bergerak biar rokok tidak ada. Ini juga memalukan boss kalau begini,” ungkapnya sambil tersenyum maklum.
Memberi penekanan khusus terkait politik uang, Anwar Hafid menegaskan pihaknya lebih baik tak mendapat suara daripada harus membudayakan politik uang.
“Dan itu merusak.
Saya melihat banyak pemimpin negeri ini yang begitu terpilih tidak peduli kepada rakyat.
Kenapa…?
Ternyata mereka menghabiskan uang yang banyak untuk membayar suara ini.
Saya sering bilang, kalau mau liat orang yang pandang enteng rakyat mereka itulah yang mengandalkan uangnya.
Kata mereka, tidak usah kita pergi kesana susah-susah. Ke Bangkurung, ke Bokan. Tunggu saja nanti minggu tenang kita ‘serangan fajar’, selesai,” paparnya panjang lebar.
Ia menyebut prilaku politik seperti itu sangat tidak mendidik dan merendahkan rakyat.
“Begitu terpilih besok-besok warga mengadu, sang politisi akan menjawab, kan saya sudah bayar..!?..” pungkasnya. (Sbt)
Pingback: Gebyar Paud, Dikpora Gelar Lomba dan Mendongeng - Media keraton