Tentang Kampanye Pilkada
“Ya, benar sekali. Saya pribadi sesungguhnya mau tau langsung
dari para calon ini (selain pake perantara tim dll sebab nanti
bisa berkurang atau berlebihan), sebenarnya untuk apa
beliau – beliau itu mau jadi calon bupati, wakil bupati,”….
Mediakeraton.com – Kalimat di atas adalah petikan wawancara saya kemarin, bersama Achmad Buluan, seorang politisi senior Banggai Laut yang bisa jadi mewakili suara hati sebagian warga terkait visimisi para peserta pilkada.
Meski samar, Achmad Buluan berusaha memberi semacam pesan kepada masyarakat tentang beratnya mempertanggung jawabkan sebuah pilihan politik.
“Kesalahan hari ini membawa akibat panjang ke depan,” tuturnya.
Tersirat nuansa pesimis, bahwa bagi dia pilkada Banggai Laut belum menawarkan literasi cerdas.
Bahwa para calon masih saja bermain di tataran gimmick dan pencitraan.
Baca Juga : Efisiensi dan Efektifitas, DPRD Minta Pemprov Kukuhkan Ruslan Tolani Sebagai Pjs Bupati Balut
Entah serius entah bercanda,, tokoh ini mengungkap semacam pameo di kalangan politisi tentang betapa mudahnya tugas seorang Kepala Daerah.
“Bupati pe kerja itu cuma dua. Ba tanda tangan deng ba veto. Kemudian rakyatlah yang menerima akibatnya,” ujar dia.
Pernah berkiprah sebagai ‘Presiden’ Forum Masyarakat Banggai Bersatu (FMBB) ketika perjuangan mempertahankan eksistensi kabupaten, belasan tahun lampau, senior yang kini makin sepuh itu menilai bahwa sejauh ini belum nampak pesan-pesan cerdas dari para kontestan pilkada tentang apa dan bagaimana mereka akan membawa daerah ini nanti.
“Barangkali karena masa kampanye baru mulai, ya..!? Baru mulai pemanasan.
Tapi tak ada salahnya mengingatkan bahwa sampai saat ini kita melihat para kandidat itu baru sebatas mengkampanyekan tujuan tapi belum menjelaskan cara,” tambahnya.
“Maksudnya bagaimana itu paman…!? tanya saya.
“Iya, mereka bilang…. ‘Kalau kami terpilih maka kami akan sejahterakan rakyat, tingkatkan PAD, tingkatkan TPP, bantu nelayan…’ Itu khan tujuan kita berpemerintahan.
Memang terdengar enak dan memukau.
Tapi bagaimana cara mencapainya, anggarannya dari mana, konsep dan teknisnya seperti apa..?
itu juga harus jelas sehingga kita percaya bahwa mereka memang mampu,” sergah om Mad (sapaan akrabnya).
Yayayaa…
Di titik ini saya baru tersadar, bahwa sang Presiden ingin berpesan kepada rakyat Balut untuk meningkatkan posisi politiknya.
Dia melihat pentingnya membangun kesadaran sehingga warga tak hanya siap untuk memilih namun secara bersamaan warga seyogyanya mampu pula bersikap sebagai penentu.
Kita bukan objek tapi kita adalah subjeknya sehingga lanjut om Mad, apapun pilihan kita semua telah melalui pertimbangan logis bukan semata-mata ikut arus apalagi hanya karena sentimen figuritas.
“Fanatik boleh, loyal boleh… Tapi tetap harus realistis. Mana konsep yang masuk akal dan dapat terwujud dan mana yang hanya janji atau omon-omon.
Kita akan nilai mereka dari kualitas, kapasitas dan rekam jejaknya karena setelah mereka terpilih tak berguna lagi penyesalan dan sumpah serapah. Hanya ini kesempatan kita untuk menjemput lima tahun pengharapan,” tandasnya. (Sbt)
Pingback: Bawaslu Lantik Pengawas TPS - Media keraton
Pingback: Camat Banggai Selatan Tertangkap Warga - Media keraton